Anemia
Bahan kuliah : drKusuma Adji MSi.
Istilah awamnya dikenal sebagai kurang darah. Secara
laboratorium di mana kadar Hb darahnya lebih rendah dari kadar Hb darah orang
normal.
1.
Gangguan eritropoesis
Penurunan kecepatan produksi sel darah merah oleh RES
(sistem retikulo endotelial) yang terdiri dari hati, limpa dan sumsum tulang
merah.
Destruksi (hilangnya) fungsi RES misalnya yang
didapatkan pada lekemia, anemia aplastik, keracunan zat kimia atau obat-obatan,
radiasi, infeksi kronis.
Defisiensi bahan baku yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah, misalnya yang didapatkan pada defisiensi besi,
tembaga, asam folat, protein, vitamin B-12.
2.
Peningkatan kehilangan atau destruksi
sel darah merah.
Misalnya yang didapatkan pada perdarahan akut dan
kronis, hemolisis sel darah merah disebabkan zat toksis dan infeksi misalnya
destruksi sel darah merah oleh parasit malaria.
Tata
nama anemia
Dilihat
dari aspek :
1.
Diameter sel darah merah
Terdapat tiga jenis anemia
A.
Anemia makrositer
mempunyai gambaran mikroskopik berupa s.d.m. kecil-kecil.
B.
Anemia normositcr
mempunyai gambaran mikroskopik s.d.m yang normal besarnya.
C.
Anemia makrositer
mempunyai gambaran mikroskopik berupa s.d.m besar-besar
2. Intensitas
warna sel darah merah.
Terdapat
tiga macam anemia :
- Anemia hipokrom mempunyai s.d.m yang warnanya pucat.
- Anemia normokrom mempunyai s.d.m. yang warnanya normal.
- Anemia hiperkrom mempunyai s.d.m. yang warnanya lebih murah.
Tiga
macam indeks anemia yang digunakan :
1.
M.C.V. ("mean
corpuscular volume")
Adalah
nilai rata-rata volume eritrosit
2.
M.C.H.
("mean corpuscular hemoglobin')
Adalah nilai rata-rata kadar Hb dalam
eritrosit
3.
M.C.H.C.
("mean corpuscular hemoglobin concentration')
Adalah
jumlah Hb yang dinyatakan dalam %-asi volume sel darah merah.
Biosintesis
heme
Pada
reaksi awal biosintesis heme, diperlukan dua senyawa, yaitu:
1.
Suksinat aktif
(suksinil-SKoA)
2.
Glisin aktif.
Tahapan
berikutnya :
1.
Setelah reaksi
awal menghasilkan asam alfa amino beta-keto adipat, reaksi dilanjutkan ke
reaksi dekarboksilasi yang dikatalisis oleh AMLEV sintetase membentuk asam
delta-amino levulinat (AMLEV).
2.
Dua molekul AMLEV
membentuk porfobilinogen, Porfobilinogen adalah prazat pertama pirol.
3.
Pembentukan tetra
pirol (porfirin) dibentuk melalui kondensasi empat moaopirol yang diturunkan
dari porfobilinogen. Ke empat pirol dihubungkan oleh jembatan metilen; atom C
jembatan metilen berasal dari atom C-alfa glisin.
Salah satu derivat tetrapirol yang
diturunkan adalah protoporfirin type III atau 9.
4.
Langkah terakhir
adalah penggabungan protoporfirin 9 dengan ion ferro, dikatalisis oleh enzim
"hemesintetase" atau "ferro kelatase".



Eritrosit dewasa tidak dapat mensintesis heme, karena
eritrosit dewasa tidak mengandung mitokondria.
Katabolisme
heme atau pembentukan pigmen empedu
Senyawa biologis aktif yang mengandung heme bukan
hanya Hb, tetapi masih ada beberapa senyawa lainnya di antaranya :
1.
Mioglobin
2.
Sitokrom
3.
Katalase
4.
Triptofan
pirolase
Heme
dikatabolisme di jaringan RES, sebagai berikut :
1.
Heme akan membuka
cincinnya di bawah pengaruh heme oksigenase sehingga dihasilkan verdohemin.
Verdohemin mengandung besi dalam bentuk ion fern.
2.
Ion Ferri
dibebaskan, dihasilkan biliverdin; dan ion fern memasuki pool besi dalam tubuh.
3.
Kemudian, biliverdin
direduksi menghasilkan bilirubin. RES dibedakan menjadi RES ekstrahepatik dan
hepatik. Bilirubin ekstrahepatik diangkut ke hati melalui sirkulasi darah dalam
keadaan terikat dengan protein darah sebagai bilirubin proteinat (bilirubin
indirek). Di hati, bilirubin proteinat melepaskan proteinnya, kemudian
bilirubin bebas diikat oleh asam glukuronat membentuk bilirubin glukuronida
(bilirubin direk). Bilirubin direk diekskresi melalui ginjal dan empedu.
Bilirubin di ginjal sebagian berubah menjadi urobilinogen, dan di kolon berubah
menjadi sterkobilinogen. Bila urin dikeluarkan dan terkena udara luar
urobilinogen berubah menjadi urobilin, bahan penyebab warna urin lebih tua di
udara terbuka, Sterkobilinogen, bila tinja keluar dan terkena udara luar
berubah menjadi sterkobilin, penyebab warna tinja lebih tua di udara terbuka.
Bagan
1. KATABOLISME HEME

Ikterus
Ikterus, bukan penyakit melainkan suatu gejala,
ditimbulkan oleh pelbagai macam penyakit, misalnya
1.
anemia hemolitik
2.
obstruksi saluran
empedu
3.
ikterus
neonatorum (bukan penyakit melainkan faal)
4.
hepatitis
Ikterus
adalah penimbunan bilirubin di jaringan bawah kulit, selera mata; akibatnya
kulit dan sklera mata berwarna kuning.
Hemoglobin
abnormal
Hemoglobin
abnormal, adalah kelainan pada komposisi asam amino rantai polipeptida alfa
atau rantai beta molekul globin.
Waktu paruh sel daran merah normal adalah 120 hari.
Struktur
Hb Abnormal
Telah dipelajari dengan elektrofort.sis untuk
mengetahui deretan asam-asam amino yang normal maupun yang abnormal di dalam
rantai polipeptida alfa dan beta molekul globin dari molekul Hb.
Bila salah satu asam amino yang terdapat dalam rantai
polipeptida alfa atau beta molekul globin Hb yang normal akan memberikan suatu
molekul Hb yang abnormal.
Tata nama dengan cara menuliskan jenis asam amino yang
diganti oleh asam amino pengganti dengan menyertakan posisinya:

berarti
kedudukan asam amino ke 6 pada rantai beta yang normal digantikan oleh asam
amino valin, asam amino pada posisi 6 yang normal ditempati oleh asam amino
glutamat.
Derivat-derivat hemoglobin yang dapat dijumpai dalam
intensi darah atau jaringan tubuh
1.
Oksihemoglobin
2.
Karboksihemoglobin
3.
Methemoglobin
4.
Sulfhemoglobin
5.
Hemoglobin
terglikosilasi
6.
Mioglobin
7.
Haptoglobin
8.
Hemopeksin
9.
Methemalbumin
Oksihemoglobin
O2
terikat lemah pada ion Ferro, dan mudah dilepas lagi. Misalnya dengan larutan
Stokes yaitu suatu reduktor lemah, dihasilkan Hb tereduksi. Bila Hb tereduksi
diberikan O2 lagi, oksi-Hb terbentuk lagi. Hb tereduksi, ungu muda;
Oksi-Hb, kuning-merah. Pemeriksaan spektroskopis, Hb tereduksi memperlihat kan
pita serap yang lebar, berpusat pada panjang gelombang 559 mu; oksi-Hb
memperlihatkan dua pita serap yang sempit; yaitu pita yang lcbih sempit,
berpusat pada panjang gelombang 579 mu dan satu pita lainnya yang agak lebar,
berpusat pada panjang gelombang 542 mu.
1 Gm Hemoglobin mengikat 1,34 ml oksigen.
Karboksi
hemoglobin.
Daya ikat hemoglobin dengan CO sebesar 200x daya ikat
Hb dengan oksigen. HbCO banyak didapatkan pada polusi kendaraan bermotor,
pembakaran batu bara, pembakaran parafin yang tidak sempurna, terlalu banyak
merokok. Kesadaran hilang kalau 50% oksi hemoglobin telah berubah menjadi HbCO;
bisa terjadi kematian, kalau 80% oksi Hb digantikan oleh HbCO. HbCO berwarna
merah buah ccri, terutama di dalam larutan enter. Spektroskopik memberikan dua
pita serap, hampir mirip dengan pita serap Oksi-Hb, yaitu pada panjang
gelombang 570 mu dan 542 mu.
Met-hemoglobin
Ion ferro, dalam molekul Met-Hb berupa ion ferri
akibatnya met-Hb tidak berfungsi lagi mengangkut oksigen. Normal didapatkan
met- Hb, sebanyak kurang dari 1% total Hb. Bila met-Hb sebanyak 15% total
menimbulkan sianosis; bila 30% Hb total menimbulkan anoksia. Methemoglobinemia
kongenital, jarang terjadi; tetapi methemoglobinemia akuisita, terjadi akibat
ohat-obatan, terutama fenasetin dan sulfonamida. Terapi methemoglobinemia
dipergunakan biru metilen karena is mengaktifkan methemoglobin reduktase.
Sulfhemoglobin
Sruktur tidak tetap, tidak dapat mengangkut oksigen.
Ditimbulkan oleh obat-obatan misalnya obat-obat penyebab methemoglobinemia.
Konversi 5 g % hemoglobin menjadi sulfhemoglobin menyebabkan sianosis.
Sulthemoglobin berwarna coklat; dideteksi dengan
spektroskop, selainnya tes kimia.
Hemoglobin
terglikositasi
Adalah hemoglobin yang mengikat glukosa, membentuk
derivat yang stabil bagi kehidupan eritrosit.
Pada orang sehat, tidak melebihi dari 8,5% hemoglobin
total.
Mioglobin
Adalah derivat hemoglobin yang sederhana, terdiri dari
1 molekul Heme dengan 1 molekul Globin. Mengandung 1 ion Ferro, berat molekul
17.000.
Dijumpai dalam otot rangka dan otot jantung; berperan
sebagai reservoir oksigen, walau dalam
jumlah sedikit; dibebaskan kalau terjadi iskemia. Karena Berat Molekulnya
rendah mioglobin cepat dibersihkan dari plasma, dan dijumpai dalam urin
(mioglobinuria), mioglobinuria adalah indeks kerusakan sel otot yang sensitif
dan gerak badan yang hebat. Urin berwarna merah, tetapi tidak dapat dilakukan
uji kimia Hb; hanya didiagnosa secara spektroskop. Mioglobinuria hebat menyebabkan
kegagalan tubulus ginjal yang akut.
Haptoglobin
Adalah globulin-alfa2 spesifik. Mengikat Hb
pada Globin. Terdapat beberapa haptoglobin dengan sistem perbedaan genetik yang
rumit. Batas rujukan total haptoglobin plasma adalah 0.3-1.8 g/L. Fungsi
haptoglobin yaitu untuk mengkonservasi besi pasca hemolisis intravaskuler.
Haptoglobin mengikat Hb sebesar 1.25 plasma; di atas konsentrasi itu, Hb bebas dijumpai
dalam urin atau diikat oleh hemopektisin. Karena itu, haptoglobin berhubungan
erat dengan ambang ginjal hemoglobin. Haptoglobin yang diikat hemoglobin,
terutama diambil hepar; konsentrasi haptoglobin plasma yang rendah ditemukan
pada hemolisis intravaskuler.
Peningkatan kadar haptoglobin plasma tidak spesifik
misalnya yang dijumpai pada keganasan atau infeksi kronika. Haptoglobin
disintesis di hati, maka akan terjadi penurunan kadar haptoglobin plasma pada
penyakit hati tanpa adanya hemolisis darah.
Hemopeksin
Adalah glikoprotein-bebas, terikat dengan sisa Hb.
Konsentrasinya dalam plasma normal, sebesar 0.5 g/l.
Methemalbumin
Senyawa terdiri atas komponen hematin dan albumin,
berwarna coklat, abnormal bila ditemukan dalam plasma.
Methemalbumin dibentuk setelah hemolisis berat
intravaskuler, sedangkan haptoglobin dan hemopeksin telah jenuh. Diidentifikasi
secara spektroskopik.
Sifat
metabolisme eritrosit.
Metabolisms eritrosit, dibandingkan dengan sel lainnya
dari jaringan tubuh, adalah unik. Sel darah merah dewasa, tidak lagi mempunyai
inti dan organel lagi. Sel darah merah, hampir seluruh fungsinya karena
glikolisis, tetapi glikolisisnya memberikan gambaran khusus, yaitu sel darah
merah mempertahankan kadar asam 2,3-bistostogliserat. Glukosa dengan cepat
memasuki sel darah merah, glukosa diubah menjadi asam laktat, dan asam laktat
tidak diubah menjadi CO2, kecuali dalam keadaan tertentu saja.
Pembentukan asam laktat melalui reaksi-reaksi mirip dengan glikolisis
Embden-Meyerhof, karena struma sel darah merah mengandung banyak enzim-enzim
glikolisis, walaupun sel darah merah tidak lagi mengandung organel sel misalnya
mitokondria.
Untuk menghindari kelebihan energi, sel darah merah
memiliki suatu sistem yaitu "siklus
Rapaport -Leubering", akibatnya integritas sel darah merah dapat
dipertahankan. Siklus tersebut menggambarkan perubahan sementara senyawa
berenergi tinggi menjadi senyawa berenergi rendah, yaitu perubahan asam 1,3-
bisfos fogliserat menjadi asam 2,3-bisfosfogliserat (Gambar: 8).
Gambar
8. Siklus rapaport Leubering

Kimia
darah
Adalah senyawa-senyawa yang dijumpai dalam darah, baik
dalam bentuk senyawa yang masih diperlukan tubuh, maupun dalam bentuk senyawa
yang tidak diperlukan lagi tubuh. Kadar senyawa-senyawa tersebut, melalui
pemeriksaan bahan uji berupa darah (whole blood) plasma, serum, dan filtrat
darah bebas protein. Macam bahan uji yang diperiksa tergantung pada jenis
pemeriksaan.
Filtrat
darah bebas protein
Yang biasa digunakan adalah filtrat darah bebas
protein :
1.
Folin-Wu
2.
Somogyi
Filtrat
folin Wu :
Filtrat ini dipergunakan untuk berbagai macam
pemeriksaan, misalnya penetapan kadar urea, asam urat, glukosa, kreatinin,
asam-asam amino, klorida dan NPN (Nitrogen Non Protein) lainnya.
Pembuatan filtrat didasarkan pada pengendapan protein
oleh Na- tungstat dan asam sulfat; protein disingkirkan dengan cara menyaring.
Filtrat yang diperoleh harus jernih, kalau tidak jernih harus diulang. Untuk
memperoleh filtrat yang jernih, proses hemolisis darah harus sempurna.
Filtrat
Somogyi
Khusus digunakan untuk penetapan kadar glukosa dan
urea.
Pembuatan filtrat didasarkan pada pengendapan protein
oleh Zn- Hydroksida, yaitu Zn-sulfat dan Ba-Hidroksida. Keuntungan menggunakan
Zn-hidroksida ialah pengendapan protein lebih baik, dan tidak perlu ditambahkan
suatu garam ke dalam filtrat. Selain itu, antikoagulans yang berlebihan,
misalnya fluorida dan oksalat, mengganggu deproteinasi; keduanya dapat
diendapkan. Filtrat yang diperoleh harus jernih, kalau tidak jernih, berarti
hemolisis belum sempuma; dan harus diulang.
Cairan
serebrospinal
Produk ultrafiltrasi darah di pleksus ventrikel otak,
dan menempati ruang subarachnoid. Banyaknya adalah 100-150 ml. Jumlah tersebut
bervariasi tergantung pada umur, semakin bertambah umur, semakin tinggi volume
cairan serebrospinal; Misalnya, waktu lahir adalah tetes sampai 5 ml, dan
bertambah terus sampai dewasa. Cairan serebrospinal, jernih, viskositasnya
rendah, tidak berwarna.
Kadar proteinnya rendah 15-55 mg%; 80% dari protein
tersebut berupa albumin dan 20% berupa globulin. Tidak didapatkan fibrinogen.
Kadar gula lebih rendah daripada gula darah, yaitu
47-78 mg%, gula darah 75-100 mg%. Kadar Na+ dan kadar K+, tidak jauh berbeda
dengan darah, begitu pula kadar Cl-. Tetapi kadar P, jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan plasma darah. Kadar bikarbonat, sama dengan plasma
darah. pH juga tidak berbeda dengan pH darah.
Cairan
sinovial
Adalah cairan persendian, berfungsi sebagai lubrikan
permukaan persendian. Cairan sinovial adalah jernih, mengandung zat padat
berupa zat organik dan anorganik. Zat organik berupa protein, termasuk berbagai
macam enzim, misalnya amilase, protease, lipase, musin; karbohidrat berupa
glukosa; dan senyawa organik lainnya berupa urea, asam urat, asam hialuronat.
Cairan
ruang depan dan belakang mata
Cairan di ruang depan mata berupa cairan jernih,
berperan mempertahankan tekanan intraokuler dan mensuplai makanan untuk lensa
dan kornea mata, bagian mata ini tidak mempunyai sistem sirkulasi tersendiri.
Cairan berasal dari sekret badan silier di iris mata, yang mengalir ke bagian
anterior melalui kanal Schlemm. Peningkatan produksi cairan menyebabkan tekanan
intraokuler rneningkat, dan dijumpai pada glaukoma.
Semen
Yaitu suspensi spermatozoa dalam plasma seminal,
merupakan campuran sekret prostat, vesikle seminalis, epididimis, kelenjar
uretra, kelenjar Cowper dan vasa deferens.
Semen sangat kental cepat menggumpal karena adanya
fibrinogen. Tetapi fibrinolisin cairan prostat cepat melisiskan gumpalan
tersebut.
pH semen manusia adalah 7.1-7.5; kandungan fruktosanya
tinggi sebesar 90-520 mg%; sitrat sebesar 480 mg%; enzim fosfatase asam,
54.000-420.000 unit. Amilase, kolinesterase, beta-glukuronidase, hialuronidase,
protease, dll.
Bau khas semen karena semen mengandung Spermin dan
Spermidin, keduanya merupakan senyawa poliamino basa.
Struktur
H2N-(CH2)3-NH-(CH2)4-NH-(CH2)3NH2
Spermin
H2N-(CH2)3-NH-(CH2)4NH2
Spermidin.
Cairan
interstisiel
Merupakan suatu ultra filtrat plasma darah dan
merupakan media transport antara darah dengan sel-sel jaringan tubuh. Menurut hasil
penelitian cairan interstisiel menempati kira-kira 15% Berat Badan sedangkan
plasma darah hanya Berat Badan. Kandungan proteinnya berkisar antara 0.4-1.3
g%; kandungan nonelektrolit yang mudah berdifusi seperti urea dan glukosa
kira- kira sama dengan kandungan plasma darah; kandungan ion-ion negatif
seperti CL-, HCO3-
sedikit lebih tinggi dan ion-ion positif seperti Na+, K+
sedikit lebih rendah daripada kandungan plasma darah.
Cairan
limfe
Cairan interstisiel yang memasuki saluran limfe dan
untuk kemudian memasuki sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan jumlahnya
kira-kira 1-2 liter sehari untuk seorang dewasa. Jumlah serta komposisi cairan
limfe bervariasi tergantung lokasi saluran tersebut, misalnya saluran limfe
lakteal banyak mengandung lemak karena saluran ini adalah penyalur lemak yang
diserap di mukosa intestin untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Kandungan ion-ion
yang mudah berdifusi tergantung pada kandungan proteinnya, dan kandungan
proteinnya biasanya mempunyai ratio A:G berkisar antara 3:1 sampai 5:1.
Keringat
Merupakan sekret kelenjar eksokrin keringat dan
bersifat mendinginkan tubuh. Keringat mempunyai kandungan air berkisar antara
99.2-99.7% dengan pH berkisar antara 4.7-7.5. Latihan otot menyebabkan
peningkatan kandungan elektrolit dan peningkatan volume keringat. Kandungan zat
organik tidak banyak misalnya senyawa Nitrogen, asam laktat, NPN dll.
Air
mata
Merupakan sekret kelenjar lakrimal, berupa cairan jernih
dan pada mulanya bersifat cairan isotonik tetapi berubah menjadi hipertonik
setelah di melewati kornea sebab telah terjadi evaporasi. Peranannya adalah
sebagai lubrikan permukaan kornea serta memproteksi mata dari kerusakan karena
kandungan musinnya. pH air mata kira-kira sama dengan plasma darah yaitu
sekitar 7.4 atau berkisar di antara 5.2-8.3; kadar proteinnya sekitar 0.7 g%
dengan ratio A:G kira-kira 1.5.
Air mata mengandung enzim lisozim yang melisiskan
sejumlah sel mikroorganisme dengan cara merombak komponen mukopolisakarida
lapisan luar mikroorganisme ybs., jadi lisozim memproteksi mata dari
sumber-sumber infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar